Jumat, 30 November 2012

Saling mencintai? Tidak cukup


Pikiran, hati, dan perasaan bener-bener hancur. Random, Pusing dan sejenisnya. Ya gimana ya? Bayangin aja kalau kamu sayang sama seseorang dan orang itu sayang juga sama kamu, tapi orang itu tidak memberi kejelasan hubungan kalian.

Akhirnya, aku mencoba mengerti tentang ini. Andaikan kamu mengerti apa yang aku rasakan sekarang. Mengerti yang aku debatkan pada diriku sendiri. Perang batin. Aku akan mundur untuk mencari sosok lain atau aku akan maju menggapaimu tetapi engkau enggan menatapku? Kamu tak pernah berjuang dengan perasaanmu. Kamu mengabaikan kehadiranku. Kamu selalu anggap aku tak ada. Mungkin aku hanya bayangan dimatamu tetapi kamu sosok nyata dalam hati dan pikiranku.

Aku ingin tidak sekedar saling mencintai atau menyayangi, tetapi saling memiliki, memahami dan mengerti satu sama lain seperti....................dulu

Dulu kita pernah kenal :’)


“Apa kamu masih ingat dulu pertama kita kenal?” Aku masih ingat dengan jelas. Aku sangat senang bisa mengenal dengan sosok itu. Aku bahagia karena dia selalu mewarnai hidupku.
Analoginya seperti ini, pelangi-hujan-pelangi-hujan-pelangi. Jika sekarang ada hujan suatu saat ada pelangi.

Setiap langkahku, setiap nafasku, aku tak pernah melupakan dia. Dia selalu bersamaku. Dia sosok yang baik, tulus, sayang yaa dia indah. Aku sangat percaya padanya J

Tetapi itu dulu, sebelum dia berubah, sebelum dia bersama yang lain, sebelum dia mengingkari perkataannya sendiri, sebelum KITA berubah menjadi AKU + KAMU seperti sekarang.

Sakit sekali. Berantakan. Potongan hati itu berceceran dimana-mana. Tak ada yang bisa menyatukan potongan hati itu. Rasa sakitnya semakin menjalar kesemua bagian tubuh. Aku merasakan itu sendiri hanya AKU tanpa KITA yang dulu. Aku mengais rasa itu hanya dengan bayangmu, bayangmu yang semu dan semakin tak terlihat. Menghilang.

Tamparan keras itu tak hanya kudapati sekali. Disaat aku merasakan sakit hati yang belum pulih, kau mencoba membuka sakit itu lagi. Lagi. Lagi. Lagi. Kau jalan berdua dengan “teman” wanitamu. OH SHIT! Disaat itu aku kalap dengan emosi yang semakin menuju puncak. Aku rasa dulu aku terlalu bego, terlalu tolol yang dengan mudah dibohongi dengan kata manismu. Kata-katamu sungguh manis.

Disaat aku menaruh kepercayaanku ini Kenapa kamu mengkhianati? Kenapaaaa? Apa kamu tak pernah mengetahui perasaanku? Apa kamu tak pernah menganggap aku ada? Apa aku hanya sosok yang selalu diabaikan? Apa aku hanya sosok yang semu? Adakah bekas singgahku dihatimu? Tidak.

Dihatiku masih ada bekas singgahmu. Bekasnya masih sangat nampak. Saat kita lakukan suka bersama. Saat aku melakukan duka seorang diri. Tanpamu dan hanya dengan bayangmu yang semakin samar-samar. Dan semakin tak dianggap. Semakin hancur. Dan menambah luka (lagi)

Sampai tulisan ini aku tulis, dengan bodohnya saya masih tetap mencintai sosok itu J

With love Ade Eva Fatmawati
Saat hujan menyapa diluar